Sesuai dengan namanya, lampu ini hadir sebagai pemberi sinyal pada kendaraan lainnya arah tujuan kita. Apakah menuju ke kiri atau kanan. Jenis yang satu ini banyak memiliki varian warna. Untuk lampu depan ada yang berwarna putih dan kuning (orange/amber (untuk pasar Amerika utara). Sedangkan untuk lampu belakang menggunakan warna lampu kuning/orange/amber dan merah (spesial untuk pasar Amerika Utara).
Hingga awal tahun 60-an hampir semua kendaraan menggunakan lampu sein depan bermika putih, sedangkan lampu belakang berwarna merah, namun kemudian muncul penggunaan mika berwarna amber/orange. Penggunaan warna ini brelaku pada lampu sein depan maupun belakang. Namun Amerika (pasar Amerika utara ) tetap mempertahankan warna merah pada lampu seinnya. Kondisi ini bisa dilihat pada CJ-7 dan Opel Blazer generasi awal yang dipasarkan di Indonesia. Uniknya di tahun 2009 studi yang dilakukan oleh NHTSA (Nasional Highway Trafic Safety Administrasion) alias badan yang mengkaji mengenai ketentuan jalan raya di Amerika menyebutkan bahwa lampu berwarna orange memberikan respons lebih cepat dibandingkan dengan lampu berwarna merah. Badan ini pun lantas me-reverensikan warna orange/amber sebagai warna lampu sein. Namun demikian sebagian pembuat kendaraan di negeri paman Sam ini tetap mempertahankan warna merah untuk lampu sein belakangnya dengan alasan kebiasaan dan tradisi kendaraan Amerika.
Dari uraian di atas, kesimpulannya adalah kita tidak boleh sesuka hati mengganti warna atau cara kerja lampu sein. Walau pun terjadi dualisme warna, namun perlu digaris bawahi bahwa pemilihan warna lampu ini diambil dengan melakukan studi dan riset yang panjang. Jadi tidak bijak sekiranya jika mengganti lampu dengan warna lainnya.